Minggu, 15 Mei 2011

Wawancara ekslusif dengan Handriani Puspita:



Dria, cerita-cerita dong pengalaman kamu waktu umroh kemarin...
Iya. Aku berangkat sekeluarga (aku, Bapak, Ibu, sama Adek). Aku umroh selama 7 hari. 3 hari di Madinah dan 4 hari di Makkah. Sempat singgah ke Laut Merah juga walau cuma sebentar. Pas di Madinah sempat ke Raudhah (makam Nabi Muhammad). Waktu di Makkah sempat ke makam Siti Khadijah, terus ke Padang Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Apa saja sih persiapan untuk umroh itu?
Persiapannya lumayan banyak juga. Pertama ngurus paspor ke imigrasi, kalau ini bisa dibantu pihak travel jadinya nggak terlalu lama dibanding lewat jalur biasa, sekitar semingguan.. Terus habis itu suntik meningitis sekitar 4 atau 3 minggu sebelum berangkat. Setelah itu baru ngurus visa, ini diurus pihak travel juga.. Terus paling nyiapin baju2 muslim buat dipake disana.. Hehe. Oiya baca buku doa2nya juga jangan lupa :)

Selama umroh, kamu ngapain aja?
Umroh itu sebenarnya seperti tur rohani gitu. Kita ke tempat-tempat yang mengingatkan kita pada sejarah Islam. Tapi tentunya yang paling utama adalah ibadah. Waktu di Madinah setiap hari sholat di Masjid Nabawi sama jalan-jalan. Cuaca di sini enak, udaranya sejuk seperti Lembang. Kotanya juga rapi. Waktu di Makkah, agak capek, soalnya kan sebisa mungkin sering ke Masjidil Haram, padahal hotelku jauh dari sana dan harus jalan kaki. Untungnya cuacanya nggak panas, malah sering hujan.

Sebagai mahasiswa arsitektur, apa kesan Dria tentang bangunan dan kota di sana? Masyarakatnya seperti apa sih?
Kalau dilihat dari arsitekturnya, masjid di sana bagus-bagus. Apalagi Masjid Nabawi, aku suka banget. Di luar masjid ada plaza besar yang bisa untuk sholat juga. Ada tiang lampu yang cukup besar yang sekaligus untuk peneduh. Ada semacam payung besar yang bsia dibuka waktu siang hari.

Di Madinah banyak arcade dan bangunan-bangunan di sana terintegrasi. Jadi akses  masuk ke bangunan lain ada dalam satu gedung. Kayak mixed use gitu. Nggak banyak makan lahan. Ruang antar bangunannya juga luas, jadi nggak takut kalau jalan malam-malam.
Orang-orang Madinah ramah banget dan bisa Bahasa Indonesia. Jadi nggak perlu takut nggak bisa nawar harga di sana. Bhakan di beberapa toko di Madinah kita bisa belanja pakai Rupiah lho....
Kalau Makkah, yang paling ikonik selain Masjidil Haram itu adalah Zam-Zam Tower. Zam-Zam Tower itu menurut info adalah tower jam terbesar di dunia. Tapi kotanya kurang rapi dan masyarakatnya lebih keras wataknya dibanding orang Madinah. Jadi jangan heran kalau sering lihat orang berantem di Makkah. Hehe.

Apa harapan Dria setelah ibadah umroh ini?
Yang pasti aku ingin jadi lebih baik dari sebelumnya. Yang dulunya bawel jadi agak kalem gitu. Hehehehe.

Apa pesan Dria untuk teman-teman?
Umroh itu asik dan emang lebih baik pas muda. Soalnya staminanya masih kuat untuk menjalankan rangkaian ibadah yang cukup banyak.
[RR]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Chat